Sleman (MAN 4 Sleman) – Peringatan Hari Amal Bakti tahun ini mengusung tema “Indonesia Rukun”. Ini sejalan dengan semangat nasional yang menempatkan kerukunan umat beragama sebagai salah satu modal bangsa ini untuk maju. Tanpa kerukunan, akan sukar menggapai cita-cita besar bangsa sejajar dengan bangsa lain di dunia. “Pengembangan toleransi dan kerukunan antarumat beragama merupakan karya bersama para Tokoh Agama, para Menteri Agama dan aparatur Kementerian Agama dari masa ke masa. Tanpa toleransi, tidak ada kerukunan. Toleransi dan kerukunan antarumat beragama dilakukan dengan tanpa mengusik akidah dan keimanan masing-masing pemeluk agama,” papar Kepala MAN 4 Sleman saat membacakan amanat Meteri Agama Republik Indonesia pada upacara Hari Amal Bakti ke-75 Kementerian Agama RI Selasa (5/1/2020) di halaman madrasah setempat.
Pengalaman membuktikan toleransi dan kerukunan tidak tercipta hanya dari satu pihak, sedangkan pihak yang lain berpegang pada hakhaknya sendiri. Dewasa ini, kita mengembangkan moderasi beragama, agar toleransi dan kerukunan yang sudah ada lebih mengakar di dalam kehidupan sehari-hari bangsa kita. Menteri Agama menegaskan bahwa Pancasila adalah ideologi pemersatu yang merangkum nilai-nilai keindonesiaan sebagai bangsa yang beragama. Sila pertama dan utama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, meneguhkan identitas nasional sebagai bangsa yang beragama dan bermoral. Di negara yang berdasarkan Pancasila ini, tidak ada diktator mayoritas atau tirani minoritas. Semua umat beragama dituntut untuk saling menghormati hak dan kewajiban masing-masing, di mana hak seseorang dibatasi oleh hak-hak orang lain.
Upacara dikuti seluruh guru pegawai MAN 4 Sleman dengan petugas upacara pengurus OSIS. Komandan upacara Satria Pradana,S.Pd.I,M.Pd dari personal guru. Komitmen religius dan moralitas menjadi barometer apakah suatu bangsa dapat menjadi bangsa yang besar atau tidak. Sejalan dengan itu, tugas dan tanggungjawab sejarah bagi seluruh bangsa Indonesia adalah mengisi negara yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa ini sejalan dengan asas demokrasi dan kedaulatan rakyat. Bangsa Indonesia, dari generasi ke generasi harus bisa menjaga komitmen nasional tentang landasan bernegara di tengah dahsyatnya percaturan global di bidang geopolitik, ekonomi, kebudayaan, ilmu pengetahuan, teknologi dan lain-lain. Acara diakhiri dengan penyerahan Satya Lencana kepada 10 guru yang sudah mengabdi antar 10 hingga 20 tahun. (eds)
Tetap Sehat dan Semangat #LawanCovid-19