Kapanewon Pakem Gelar Do’a Bersama Lintas Agama, 6 Hal Penting Pesan Panewu

Sleman (MAN 4 Sleman) – “Kita umat beragama harus mampu mencegah orang-orang yang berusaha memecah belah Sleman. Jadikan dia sibuk dengan urusan tipu dayanya sendiri,” papar Muhammad Halimi, Kepala KUA Pakem saat memimpin do’a Bersama Lintas Agama yang diprakarsai Forum Komunikasi Pimpinan (Forkompim) Kapanewon Pakem pada Senin sore (1/9/2025) di Aula Karsabinangun Kapanewon Pakem.
Do’a bersama dihadiri komponen pemerintahan se-Kapanewon Pakem, unsur Pendidikan, Rumah Sakit, Rekanan Kerja Pemerintah Kapanewon Pakem, dan seluruh pamong. Tujuan kegiatan dimaksudkan untuk mendo’akan Bangsa Indonesia yang sedang dilanda permasalahan keamanan terkait demonstrasi rakyat. Panewu Pakem mengapresiasi kegiatan Do’a bersama lintas agama ini, dan menyampaikan terima kasih kepada seluruh elemen yang hadir.
Kepala MAN 4 Sleman Drs. Ahmad Arif Makruf,M.A.,M.Si serta salah satu guru yakni Tri Wahyono,S.Pd.,M.PFis hadir mengikuti Do’a Bersama Lintas Agama tersebut. Menurut Ahmad Arif, ada 6 point penting dari Panewu Pakem, di antaranya : 1) Menghindari kegiatan bersifat keramaian, 2) Berkegiatan seperti biasa. 3) Pendidikan berjalan seperti biasa untuk menjaga konduksifitas secara umum, 4) Menghindari hal hal yg menimbulkan kegaduhan, 5) Menghindari flexing. 6) Bijak dalam menggunakan sosial media.
Gelar Do’a Bersama untuk Bangasa berjalan dengan lancar, penuh makna dan kehidmatan.
“Inti pokok acara ini adalah kita berdo’a bersama untuk Indonesia, ke bawahnya DIY, Kabupaten Sleman, dan Kapanewon Pakem serta seluruh warga di Kapanewon Pakem,” papar Tri Akhmeriyadi Panewu Pakem, yang kemudian menyampaikan amanat dari Bupati Sleman.
“Akhir-akhir ini Bangsa Indonesia tengah dilanda ujian yang tidak ringan. Proses berjalannya demokrasi pasti diwarnai dengan perbedaan pandangan, dan itu wajar. Perbedaan ini harus kita sikapi dengan bijaksana,” imbuh Tri.
Tri Akhmeriyadi menegaskan bahwa penyampaian aspirasi dan pendapat merupakan hak warga negara yang dijamin UUD 1945. Namun ia berharap agar penyampaian aspirasi tersebut tetap dilakukan dengan baik, sopan, dan bukan dengan kekerasan. Apalagi disertai dengan tindakan anarkis. “Seharusnya penyampaian aspirasi dilakukan dengan cara yang semestinya sebagai cerminan demokratisasi yang sesungguhnya. Oleh karena itu saya mengajak seluruh hadirin dan warga Sleman untuk secara aktif menjaga kondusifitas, keamanan, dan ketertiban Masyarakat,” ujar Tri.
Do’a bersama tersebut adalah ikhtiar spiritual bersemua. Bahwa sebesar apapun upaya kita, hanya Allah SWT Yang Maha Menentukan. Karena itu, Do’a yang dipanjatkan merupakan wujud pengharapan agar Bangsa Indonesia selalu dalam lindungan-Nya, dijauhkan dari perpecahan, dan diberi jalan keluar dari berbagai persoalan yang dihadapi. Diharapkan Sleman tetap adem ayem kertaraharja. Masyarakat harus bijak menggunakan media sosial, tidak mudah terpengaruh hoax atau informasi yang belum atau tidak jelas kebenarannya.
Tak kalah penting, orang tua harus mengawasi dan menjaga keluarga dan anak-anak agar tidak terlibat pada perbuatan anarkis, lanjutnya. Panewu juga berharap seluruh pegawai baik ASN maupun non ASN, pemerintah maupun pendidikan, untuk memberikan pelayanan terbaik, ramah dan sopan kepada masyarakat.
“Terapkan pola hidup sederhana dan hindari flexing atau pamer di berbagai media sosial. Dukunglah masyarakat yang sedang berjuang untuk meraih kehidupan yang lebih baik,” tegasnya.
Tri Akhmeriyadi menutup sambutannya dengan menyampaikan himbauan dan ucapan terima kasih kepada semua yang berdomisili dan beraktivitas di Kapanewon Pakem, yang telah turut menjaga kondusifitas.
Sesuai dengan semboyan PAMANDARU (Pakem Aman Damai dan Rukun), dan juga berkat bimbingan dari tokoh-tokoh agama serta para pendidik, kita yang hidup di Kapanewon Pakem ini mampu hidup nyaman, aman, tidak ada gangguan untuk aktifitas kita. Perbaiki komunikasi kita antar lintas sektoral. Biasakan senyum, salam, sapa, sopan, dan santun. Dan kepada para pendidik, kegiatan sekolah tidak akan diliburkan. Agar tidak tercipta suasana mencekam.
“Mari kita sama-sama saling mengingatkan jika ada kegiatan masyarakat yang kurang mendukung, kita mitigasi. Kita harus tetap beraktifitas, jangan sekalipun mencuatkan keadaan yang mencekam agar tidak mengganggu perekonomian, seperti berita-berita yang marak di medsos yang belum dapat dipertanggungjawabkan. Petani, UMKM, pedagang, sekolah, dan pemerintahan jangan terganggu. Tetap beraktifitas dan hindari potensi kegaduhan pemicu anarkisme,” pungkas Tri Akhmeriyadi.
(Asrori Wardan KIM Pakembinangun/eds).



