Hadirkan BPBD Sleman, MAN 4 Sleman Bekali Siswa Siaga Hadapi Bencana


Sleman – Indonesia berada di Pasific rings of fire, yaitu daerah yang sering mengalami gempa bumi, letusan gunung berapi dan tsunami, yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Oleh karena itu semua warga negara, apalagi kalangan terpelajar (siswa) perlu memiliki kecakapan dan kemampuan antisipasi menghadapi bencana tersebut.
Indonesia juga berada di khatulistiwa, musim tropis dengan risiko besar terjadi angin atau badai, puting beliung, banjir, hingga tanah longsor dan lainnya. “Maka penting bagi semua siswa memiliki kecakapan untuk mengantisipasi, dan menghadapi bencana alam seperti gempa bumi dan angin puting beliung,” ujar Nur Cahyo dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman. Nurcahyo hadir bersama Tim, Slamet T dan Indro, menyampaikan materi Siaga Menghadapi Bencana untuk 205 peserta Scout Camp : Building Future Leadership, Kamis (12/6/2025) di Bumi Perkemahan Karangasri Karanggeneng Purwobinangun Pakem Sleman.
“Bencana bisa terjadi dan datang kapan saja sehingga setiap orang, termasuk kaum terpelajar harus mampu memahami gejala-gejala bencana, tahu apa yang harus dilakukan,” lanjut Nurcahyo. Saat terjadi bencana gempa bumi atau puting beliung misalnya, hal yang harus dilakukan adalah menjauhi benda/bangunan yang mudah jatuh dan menimpa, melindungi kepala dengan buku atau tas, dan tidak panik. Hal-hal praktis seperti ini harus dipahami oleh siswa, untuk memperkecil resiko korban, untuk keselamatan diri, tegasnya.
Nurcahyo menyampaikan kepada siswa pentingnya setiap keluarga menyiapkan Tas Siaga Bencana (TSB), antisipasi bila terjadi bencana yang tak terduga. TSB bisa berisi bahan P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan), dokumen-dokumen penting, peluit, lampu emergency, pakaian dalam untuk 2 hari, makanan ringan, dan power bank. “Ayo ajak keluarga untuk menyiapkan Tas Siaga Bencana ini, dan diletakkan di tempat yang mudah di akses,” imbuhnya.
“TSB tersebut bisa menyelamatkan diri dan dokumen. Saat bencana sering terjadi ganggunan listrik dan komunikasi, sehingga lampu emergency dibutuhkan, power bank untuk mengatasi kehabisan battery alat komunikasi,” papar Nurcahyo.
Pakaian yang disiapkan pun sebagai antisipasi saat bencana terjadi, misalnya saat harus berada di tempat pengungsian.
Dokumen-dokumen yang harus dimasukkan di TSB seperti Kartu Keluarga (KK), Ijazah, akte kelahiran dan lainnya, dengan tujuan menghindari kerusakan atau kehilangan.
Pengetahuan praktis tersebut penting dikuasai oleh para siswa dan perlu disampaikan kepada keluarga, tentu tujuannya untuk antisipasi dan meminimalisir korban, bila terjadi bencana.
Saat menyampaikan materi, Tim BPBD Sleman banyak melakukan dialog, bahkan memberikan hadiah bagi peserta yang mampu menjawab pertanyaan seputar siaga penanggulangan bencana. (Edy – KIM Moyudan)