Kunjungan ke Lawang Sewu & Kota Lama, Menelusuri Kehidupan Sosial Ekonomi Hindia Belanda
Semarang (MAN 4 Sleman) —Usai kunjungan Studi Kampus di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Diponegoro, Kamis (14/12/2023), siswa kelas XII Program Riset MAN 4 Sleman Yogyakarta berkunjung ke tempat bersejarah Lawang Sewu di kawasan bundaran Tugu Muda dan Kota Lama Semarang.
Guru Pendamping Yulianto, S.Pd., M.Pd., menjelaskan, di Lawang Sewu para siswa belajar tentang sejarah penyerangan Belanda dan Jepang terhadap Indonesia dan belajar mengenal sejarah lokomotif di Museum Kereta Api. Ungkapnya, Lawang Sewu merupakan gedung bersejarah milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang awalnya digunakan sebagai Kantor Pusat perusahaan kereta api swasta Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM).
Di museum Kereta Api ini, tampak para siswa menyaksikan ragam koleksi yang berhubungan dengan kereta api. Mulai dari seragam masinis, alat komunikasi (telepon kayu, telegraf), alat hitung friden, lemari karcis edmonson, karcis kereta kuno, mesin cetak tanggal untuk karcis kereta, dan lainnya.
Lanjut Yulianto, sedangkan Kota Lama merupakan sebuah kawasan cagar budaya terdapat gedung-gedung tua dan bersejarah peninggalan Hindia Belanda yang berusia ratusan tahun. Pada masa itu, kawasan ini merupakan pusat pemerintahan. Arsitektur gedung-gedungnya bergaya khas Eropa dengan pintu utama dan jendela berukuran besar, elemen dekoratif, dan langit-langit yang tinggi.
Beberapa spot yang ramai dan menarik di Kawasan Kota Lama, antara lain; Gereja Blenduk, Taman Srigunting, Gedung Asuransi Jiwasraya, Gedung Bank Mandiri Mpu Tantular, Rumah Akar, Gedung Oudetrap, Semarang Art Gallery, De Spiegel, Marba, dan masih banyak lagi lainnya.
Kunjungan kedua tempat bersejarah ini sangat berkesan. “Saya bisa belajar dan menikmati peninggalan bersejarah,” Adi Wijaya Siswa Kelas XII IPA 2.
Ungkap Adi Wijaya, terutama tentang akses perekonomian, dan sarana transportasi berupa kereta api dan Pelabuhan, yang digunakan mengumpulkan hasil bumi Indonesia dari pedalaman, di wilayah Mataram hingga dibawa ke Negeri Belanda. (dzl)