News

MANESA Mantapkan Sebagai Madrasah Plus Ketrampilan

Mewujudkan Madrasah Hebat Bermartabat

Sleman (MAN 4 Sleman) – Setiap madrasah harus memiliki daya tarik, branding kuat mengesankan agar diminati masyarakat.  Kalau melakukan sesuatu bias-biasa saja maka hasilnya biasa saja, kalau ingin hebat maka perlu langkah-langkah hebat.  “Demikian halnya MAN 4 Sleman harus melakukan inovasi dan langkah strategis dengan program menarik dan berbeda.  Hal yang berbeda biasanya akan mengundang perhatian dan daya tarik,” jelas Hj Anita Isdarmini,S.Pd,M.Hum Kepala Seksi Kurikulum & Kesiswaan Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta di hadapan guru dan pegawai MAN 4 Sleman (MANESA) Kamis (23/4/2020) di aula madrasah setempat.

Anita menekankan pentingnya kesepemahaman, komitmen seluruh warga MANESA menuju madrasah plus ketrampilan.  “Untuk maju, perlu kehendak dan kerja bersama seluruh warga, komitmen tinggi dengan kesatuan langkah.  Program ketrampilan yang telah disepakati adalah pengelolaan hasil pertanian dan bidang komputer.  Keduanya sangat menjanjikan di dunia kerja,” lanjutnya.  Madrasah memiliki nilai tambah program ketrampilan yang membekali siswa dengan entrepreneurship, kewirausahaan.  Siswa dibekali jiwa entrepreneur : kepemimpinan, berani ambil resiko, ulet, tabah tekun dan jujur, tegasnya.  Selama berada di MANESA, siswa belajar berlatih bertindak berkelanjutan di bidang ketrampilan pilihannya serta akhlaq mulia.  Jadi bukan bertujuan menciptakan tukang, tetapi mendorong lahirnya siswa calon pengusaha.  Ketrampilan nantinya dijadikan branding madrasah agar mudah dikenal, paparnya.  Alokasi waktu pembelajaran ketrampilan adalah 6 jam, bisa ditambah tidak boleh dikurangi agar target tercapai.

Anita mengingatkan guru harus bisa membedakan program prakarya, ketrampilan dan jurusan.  Prakarya tarafnya sebatas mengerti, ketrampilan pada taraf bisa, sedangkan jurusan sampai pada taraf mahir membuat hingga detail.  Mantan kepala MAN 2 Kulon Progo itu mengingatkan, guru madrasah punya tanggung jawab mengintegrasikan moderasi beragama di setiap mata pelajaran dengan mengambil satu tema pada pembelajaran bukan konten.  Sementara Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Sleman, H. Ahmad Fauzi,Sag,MSI menegaskan perlunya mindset guru terhadap regulasi.  Guru harus memahami kewajiban mengajarnya maksimal 40 jam.  “24 jam tatap muka (jtm) itu minimal persyaratan pencairan.  Jika seorang guru memperoleh kurang dari itu, 30 atau 26 jtm misalnya, harus disyukuri.   Kewajiban guru mengajar maksimal 40 jam, jika mendapat 30, maka yang 10 untuk kegiatan keguruan lain,” tegasnya.  Mindset seperti itu meringankan guru dalam menunaikan tugas.

Selaku ketua gugus penanggulangan Covid-19,  Fauzi berpesan upaya penanggulangan merebaknya Corona harus didukung bersama.  Kebijakan itu diantaranya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), tidak berkerumun, hidup bersaih dan sehat, karena virus ini tidak menjangkiti mereka yang memiliki kondisi prima lahir batin.  Jaga kesehatan lahir batin agar tetap prima.  Bangunlah jam 3 pagi untuk gerakan spiritual untuk kebaikan Indonesia.  Do’a akan mengubah kondisi, protocol tetap dilakukan, tidak boleh takut tetapi juga tidak boleh sombong.  Kita bisa tidak terkena, tapi jangan menjadi penyebab.  Jangan sekali-kali kita nggresulo, itu awal dari penyakit, pungkasnya.  (eds)

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.

Back to top button