

Sleman – Memasuki peternakan domba Qalams Farm terasa menyenangkan, sama sekali tak tercium bau kotoran hewan. Berada di tengah persawahan, suasana asri, hijau dengan pemandangan Gunung Merapi, begitu terasa nyaman dan menentramkan. Kandang-kandang dengan alas ketinggian sekitar dua meter, terbuat dari kayu-kayu, tertata rapi dan artistik, dirancang dengan banyak sekat-sekat atau “kamar-kamar” untuk domba-domba. Domba dikelompokkan berdasar jenis, asal usul, umur, hingga kondisi masing-masingnya. Setiap domba dikalungi barcode identitas atau nomor-nomor identifikasi, dan masing-masing memiliki sertifikat sehat dari dokter hewan. Itulah sekilas Peternakan Domba Qalams Farm, Premium Jogja Inspiring & Collaboration Farm yang menyediakan domba kualitas Premium untuk Qurban & Aqiqah. Qalams Farm berlokasi di Plumbon, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, DIY dengan focus kegiatan utama pembudidayaan, pembesaran, dan pemasaran domba-domba jenis Morina, Awasi dan Texel. “Sudah ada jaringan pasar dari berbagai daerah untuk domba-domba kami dengan kualitas premium,” ujar Lutfi pemilik peternakan saat ditemui Jumat (3/1/2024).

Banyak hal istimewa dan menginspirasi yang bisa diperoleh dari kunjungan ke Qalams Farms. Pertama suasana peternakan yang indah, asri dengan kandang selalu bersih, indah, rapi dan tidak menimbulkan bau sama sekali. Kedua, ada jadwal pemberian makan domba yang dilakukan dengan tertib. Ketiga, domba-domba tersebut secara rutin dimandikan dan dicukur bulu-bulungnya sehingga selau segar, sehat, dan ganteng. Keempat, kotoran cair (urine) dan kotoran padat (srinthil) otomatis terurai. Ketinggian dari tanah ke dasar kandang sekitar 2 meter, sehingga mudah dan leluasa bagi pegawai untuk membersihkan. Di bawah kandang juga dibuat tampungan miring dengan streemen penyaring dan papan, pada ujung streemen diberi belahan pralon untuk menampung kotoran padat (srinthil), sementara di ujung bawah papan diberi belahan pralon untuk menampung kotoran cair (urine) domba. Sehingga kotoran domba baik urine maupun srinthil akan terpisah secara otomasis, mudah untuk mengumulkan dan membersihkan kandang. Urine tertampung di belahan pralon dan terkumpul, demikian juga dengan srithil terkumpul di belahan berbeda dan mudah mengambilnya. “Kotoran domba kita tampung dan dimanfaatkan untuk pupuk. Namun siapa saja bagi yang mau mengambil untuk pupuk, mangga, silahkan ambil secukupnya, insyaallah kami mendapat keberkahannya,” ujar Luthfi.
Kelima, domba-domba dikelompokkan menjadi beberapa ruang sesuai, umur, jenis, asal usul domba, bahkan ada ruang untuk mengawinkan domba, ruang untuk domba bunting, hingga ada ruang laktasi. “Jangan sampai terjadi perkawinan antara induk dengan anak atau sebaliknya. Karena ‘incest’ pada hewan berdampak buruk pada keturunan. Dan itu benar-benar kita perhatikan dan kita jaga,” papar Lutfi.
Keenam, air minum untuk domba sudah diproses dengan filter RO hingga higienis, air yang tersalur lewat pipa siap diminum oleh siapapun, baik domba atau manusia. Ini upaya agar domba benar-benar minum air sehat higienis. Ketujuh, tempat minum domba dibuat otomatis, begitu tersentuh moncong domba maka akan keluar air secara otomatis, minim air menggenang. Jadi domba minum air sehat yang jelas sumbernya, bukan air sembarang, ini juga upaya agar domba-domba tetap sehat.
Kedelapan, rumput untuk domba dari ladang sendiri dan sudah teruji kualitasnya karena hasil modifikasi dari UGM. Peternakan ini juga menggunakan pakan ternak pilihan dengan nutrisi dari ekstrak buah untuk menjaga kesehatan metabolisme tubuh domba. “Rumput harus jelas asalnya, halal memperolehnya. Bahkan saat memotong rumput pun, pisau yang digunakan benar-benar tajam, hasil rumput yang dipotong dengan pisau tumpul itu kurang baik kualitasnya,” beber Lutfi. Pekerja di peternakan tersebut tidak pernah mengambil rumput di pinggir jalan karena kualitas buruk karena tercemar debu dan asap kendaraan. Rumput yang tidak jelas asal usulnya dihindari, tegas Lutfi.
Kesembilan, ada jadwal khusus untuk “ngumbar” atau memberi waktu domba berkeliaran di ladang sekitar, sesuai dengan kelompok masing-masing. Kesepuluh, domba adalah makhluk hidup bernyawa, sehingga hewan tersebut harus “dilayani” dan dipelihara sepenuh hati, bahkan biasa diajak “berkomunikasi” saat memberi makan, saat memandikan, atau saat domba-domba itu mengembik. Semua pegawai saat bertugas di kandang, harus bekerja sepenuh hati, istilahnya harus se-frequensi dengan domba piaraan. Tidak berlebihan kalau dikatakan “memanusiakan” hewan, nguwongke kewan, karena hewan adalah makhluq hidup, punya hak untuk hidup sehat dengan perlakuan manusiawi dan nutrisi cukup sebagaimana manusia, tandasnya.
Kesebelas, adanya pemeriksaan kesehatan hewan rutin baik oleh pegawai mupun para petugas ahli di bidangnya. Peternakan ini sudah sering mendapat kunjungan dan magang. Banyak mahasiswa fakultas peternakan berkunjung ke peternakan Qalams Farm. Keduabelas, semua proses yang dilakukan di peternakan Qalams Farm ini mengikuti sunah-sunah Nabi, didasarkan ayat-ayat Qur’an dan Sunnah. Bahkan para pekerja yang bertugas di peternakan tersebut adalah para penghafal Qur’an yang selalu tekun, tawadhu’ dan sepenuh hati dalam bekerja. Karenanya tidaklah berlebihan bila Qalams Farm ini menjadi sarana edukasi, rekreasi, mendalami hingga praktek religi, tutur Dzulhaq Nurhadi salah satu pengunjung yang sudah beberapa kali mengunjungi peternakan tersebut.
Usai berkeliling kandang, pengunjung bisa duduk santai di rumah tengah yang artistic. Rumah tersebut memang dirancang untuk berbagai keperluan seperti pertemuan, menerima tamu, diskusi atau nyantai-nyantai, ruang belajar peternakan maupun belajar agama.
(Penulis : Edy Suparyanto – KIM Sumber Biwara Moyudan)





