Asyiknya Siswa Kelas XII IPS-3 MAN 4 Sleman Mencipta Miniatur Gunung Berapi
Sleman (MAN 4 Sleman) – Mendengar Mata Pelajaran (Mapel) Penelitian terkesan sulit dan rumit untuk dilakukan, apa lagi pada jam-jam siang menjelang pulang. Suasana siang yang panas, siswa dan guru sama-sama capai, dan jenuh kadang menyebabkan siswa enggan belajar dan mengantuk. Tidak demikian dengan Dian Saputra,S.Pd Guru Mata pelajaran Riset saat mengajar Kelas XII IPS-3 MAN 4 Sleman. Hal menarik yang ia lakukan adalah mengajak siswa-siswinya untuk praktik belajar “membuat” atau mencipta miniature gunung berapi, dengan kawah yang bisa mengeluarkan lahar.
“Bahan yang digunakan sederhana seperti kertas koran bekas, botol mineral, zat pengembang, cuka, serta air dan lainnya. Anak-anak terbagi beberapa kelompok, tugas membuat gunung api, bentuk kreasi, sesuai imajinasi mereka,” papar Dian Saputra,S.Pd di sela pembelajaran mapel riset Kamis (18/1/2023). Dian Saputra menjelaskan proses pembuatannya, mulai dari kertas koran yang dibasahi untuk dibuat seperti bubur kertas. Setelah itu sebuah botol air mineral kosong, posisi berdiri, ditutup balut dengan bubur kertas, dengan membentuk gunung berapi. Bentuknya bebas, seperti Gunung Merapi beneran atau gunung yang agak landai.
Yang tidak boleh dilupakan adalah bagian atas tetap berlobang, untuk mengalir lahar saat miniature gunung api tersebut erupsi. Setiap kelompok membuat miniature gunung berapi dengan bermacam-macam, yang semua dipuncak ada lobang, yang sebenarnya adalah mulut botol air mineral. “Saat presentasi masing-masing mengumpulkan ciptaan miniature gunung berapi, kemudian mengisi mulut botol tadi dengan air, soda, cuka dan pengembang, dibiarkan beberapa saat,” jelas Dian Saputra,S.Pd.
Campuran materi cair di dalam botol mengembang, menyebabkan air memuai dan keluar buih-buih yang banyak dari mulut gunung api yang sebenarnya adalah mulut botol air mineral. Keasyikan dan terjadi saat sama-sama menunggu miniatur gunung api “mengeluarkan lahar”. Tepuk tangan dan sorai pun bergemuruh semua senang dan aktif tidak jenuh dan tidak mengantuk. Itulah salah satu cara Dian Saputra,S.Pd mengajarkan materi penelitian dengan bermain, mengaktifkan siswa, memberi tantangan ringan, tetap menghibur, mendidik. “Sesuatu yang kelihatannya sulit namun bisa dilaksanakan dengan mudah,” jelasnya.
“Kegiatan seperti ini juga bagian dari penguatan karakter kerja sama, sabar, memupuk kebersamaan untuk melakukan inovasi, hingga saling menghargai. Salut untuk Pak Dian Saputra,” papar Edy Suparyanto wakil kepala madrasah bidang kesiswaan saat mengikuti presentasi pembelajaran. Meski bel pergantian jam sudah berdering, siswa tetap kelihatan asyik dan antusias melakukan presentasi dengan hasil karyanya. (eds)