MAN 4 Sleman Sabet Medali Perak dalam Kompetisi Riset Guru Tingkat Internasional
Sleman (MAN 4 Sleman) — MAN 4 Sleman kembali mencatatkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Pada ajang International Research Teacher Competition (IRTC) 2024, Selasa (05/11/2024), salah satu guru MAN 4 Sleman berhasil meraih medali perak melalui penelitian inovatif yang diikutsertakan dalam kompetisi bergengsi ini.
Kompetisi yang diselenggarakan oleh Asosiasi Ilmuwan Muda Indonesia (Indonesian Young Scientist Association atau IYSA) bekerja sama dengan Departemen Aktuaria ITS Surabaya ini bertujuan mendorong guru-guru Indonesia untuk berinovasi dalam bidang pendidikan dan teknologi. Dalam kompetisi yang diikuti oleh para guru dari berbagai negara, penelitian berjudul “Utilization of Artificial Intelligence by Visually Impaired Students in Yogyakarta” atau “Pemanfaatan Kecerdasan Buatan oleh Siswa Tunanetra di Yogyakarta” berhasil menarik perhatian juri dengan fokus pada peningkatan kualitas pembelajaran berbasis teknologi.
Prestasi yang diraih MAN 4 Sleman ini menjadi kejutan istimewa dalam menyambut Hari Guru Nasional 2024. Penelitian ini tidak hanya diapresiasi karena kontribusinya yang relevan terhadap pendidikan, tetapi juga karena potensi aplikasinya yang luas di lingkungan belajar sekolah.
Kepala MAN 4 Sleman, Drs. Ahmad Arif Makruf, MA., M.Si., yang turut terlibat dalam penelitian ini, menyampaikan bahwa meskipun teknologi AI menunjukkan potensi besar, tantangan dalam implementasinya masih ada. “Salah satu tantangan yang kami hadapi adalah keterbatasan akses terhadap perangkat teknologi bagi siswa tunanetra, terutama di daerah seperti Yogyakarta,” ungkap Ahmad Arif.
Penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi pembaca layar dan aplikasi pengenalan gambar dapat membantu siswa tunanetra mengakses materi akademik secara mandiri. Namun, kendala seperti keterbatasan akses perangkat teknologi dan kurangnya pelatihan masih menghambat optimalisasi pemanfaatan AI. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan peningkatan akses teknologi dan pelatihan yang lebih baik untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif bagi siswa tunanetra di Yogyakarta.
“Penelitian ini tidak hanya memberikan wawasan baru tentang aplikasi AI di kalangan siswa tunanetra, tetapi juga membuka ruang diskusi lebih lanjut mengenai solusi praktis untuk mengatasi kendala yang ada,” tambahnya. (dzl)