
Sleman (MAN 4 Sleman) –Suasana hangat penuh kekeluargaan menyelimuti Joglo Bakso Pikul, Ngemplak, Sleman, pagi ini, Selasa (08/04/2025), saat keluarga besar MAN 4 Sleman menggelar acara Syawalan Guru dan Pegawai. Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk mempererat tali silaturahmi setelah sebulan penuh menjalani ibadah Ramadan.
Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an yang dibawakan dengan penuh khidmat oleh Ulfi Nikmatal Khairiyah. Dalam sambutannya, Kepala MAN 4 Sleman, Drs.Ahmad Arif Makruf, MA., M.Si menyampaikan rasa syukur atas semangat kebersamaan yang terus terjaga di lingkungan madrasah.

Arif berharap agar kegiatan ini tidak hanya menjadi momen seremonial, tetapi juga membawa perubahan nyata dalam sikap dan budaya kerja. “Semangat gotong royong harus terus ditingkatkan. Kita harus semakin kompak, saling mendukung, dan jangan ada dendam atau perselisihan, sekecil apa pun itu,”pintanya.
Kegiatan dilanjutkan dengan ikrar syawalan yang dipandu Ismiyanto, kemudian tausiyah dan doa oleh Tuyahmin, S.Ag. Ketua Komite Madrasah. Dalam tausiyahnya, ia mengajak seluruh hadirin untuk menjadikan Syawal sebagai momen untuk kembali kepada fitrah—yakni kesucian dan keaslian jiwa manusia.
Tuyahmin mengungkapkan menyampaikan bahwa fitrah manusia sejatinya adalah mengenal Tuhannya, mengenal Nabinya, dan menjadikan agama sebagai pedoman hidup. Tiga hal inilah yang kelak akan menjadi pertanyaan di alam kubur: “Man Rabbuka? (Siapa Tuhanmu?), Ma Dinuka? (Apa agamamu?), wa Man Nabiyyuka? (Siapa Nabimu?).”
Kemudian ia mengaitkan pesan ini dengan firman Allah dalam QS. Ibrahim ayat 27: “Yutsabbitullāhu alladzīna āmanū bil-qauli ats-tsābit fīl-ḥayāti-d-dunyā wa fīl-ākhirah…”(Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan di dunia dan di akhirat).
“Ucapan yang teguh itu muncul dari iman yang bersih dan hati yang lurus. Jika selama hidup kita menjaga iman, membersihkan niat, dan menunaikan tugas dengan ikhlas, maka Allah akan meneguhkan kita baik di dunia maupun di alam kubur,” terang Tuyahmin.

Ia juga menekankan pentingnya menjaga hubungan vertikal dan horizontal, yaitu ḥablun minallāh (hubungan dengan Allah) dan ḥablun minannās (hubungan dengan sesama manusia). Ramadan telah melatih kita memperkuat sisi spiritual, dan kini saatnya melanjutkan dengan memperbaiki hubungan sosial. “Memaafkan, menghindari prasangka, dan menebar kebaikan adalah bentuk nyata dari ibadah sosial yang sangat dibutuhkan di lingkungan kita,” imbuhnya.
Tausiyah ditutup dengan doa yang penuh harap agar seluruh keluarga besar MAN 4 Sleman diberikan keteguhan iman, keberkahan usia, dan kekuatan untuk terus menebar manfaat dalam dunia pendidikan.

Setelah tausiyah, suasana menjadi haru dan hangat saat para peserta berjabat tangan dan saling memaafkan. Senyum dan kebersamaan pun mengalir alami, menyatukan hati dalam semangat Syawal. Kebersamaan dilanjutkan dengan menikmati sajian khas dari lokasi acara. Suasana santai dan penuh canda tawa menjadi penutup manis dari rangkaian acara syawalan tahun ini. (dzl)