25 Siswa MAN 4 Sleman Siap Berlaga di OPSI 2025

Sleman – Sebagai madrasah riset, MAN 4 Sleman menyiapkan para peserta didik untuk mengikuti berbagai kompetisi dan kegiatan penelitian (riset), OPSI salah satunya. Ajang Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) tahun 2025 ini kembali digelar, sebanyak 25 peserta didik bersemangat mengikuti ajang bergengsi tersebut. “Kita beri waktu dan dispensasi kepada 25 siswa untuk intensif menyusun proposal OPSI. Bidang penelitian bervariasi agar potensi diterima tinggi,” ujar Ahmad Arif Makruf Kepala MAN 4 Sleman saat memantau para siswa Menyusun proposal di Ruang LabKom 1 dan 2 Kamis (17/4/205). Dari 25 siswa tersebut terbentuklah 14 tim dengan 14 proposal penelitian OPSI tahun 2025.
Arif menegaskan OPSI merupakan ajang bergengsi yang diselenggarakan Balai Pengembangan Talenta Indonesia Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia. “Tetap semangat berkompetisi dengan siswa-siswi SMA, SMK dan MK dari seluruh Indonesia. Terima kasih kepada para pembimbing yang secara intensif memberikan pendampingan,” lanjut Arif.
Di MAN 4 Sleman, Riset atau penelitian menjadi mata Pelajaran yang wajib diikuti seluruh peserta didik. “Dasar-dasar penelitian sudah kita berikan sejak kelas 10, sehingga semua siap untuk melakukan kompetisi riset. Riset bukanlah sesuatu yang sulit atau menakutkan tetapi dikemas dengan konsep mudah dan menggembirakan,” tegas Arif yang sering diundang menjadi nara sumber di berbagai pelatihan penelitian di berbagai provinsi, sehingga bisa dikatakan sebagai pembimbing riset nasional, bahkan beberapa kali meraih juara internasional.
Para pembimbing persiapan OPSI di antaranya adalah Astuti Naviah Apriliani,S.Pd Dian Saputra,S.Pd Asri Widyawati,M.Si Dzulhaq Nurhadi,M.Pd.I dan Agus Musthofah,M.Pd. Madrasah juga menghadirkan para peraih juara OPSI tahun lalu, dengan tujuan memberikan Gambaran dan inspirasi.
“Kita manfaatkan Turnitin untuk memastikan tidak ada plagiasi, sehingga benar-benar karya siswa dan layak diajukan,” tegas Dian Saputra.
“Kita sudah susun jadwal, Mei-Juni Pengambilan data, Juli hingga awal Agustus untuk pengamatan, Agustus juga untuk analisis data. Sementara September untuk penyusunan laporan,” ujar Astuti Naviah Apriliani, seraya berharap agar peserta didiknya bisa mengatur waktu dan menjadi kondisi agar tetap prima. (eds)

