Puja Mandala, Simbul Kerukunan & Toleransi Antar Umat Beragama

Bali (MAN 4 Sleman) – Setelah menikmati Tari Barong, rombongan MAN 4 Sleman melanjutkan perjalanan menuju menuju Puja Mandala, tempat ibadah yang sakral. Para siswa meluangkan waktu untuk melaksanakan ibadah sholat di Masjid Ibnu Batutah. Di Masjid yang diresmikan oleh Presiden Suharto ini, para siswa dan para wisatawan moslem dapat menunaikan Sholat Dhuhur dan Asar dengan Jamak dan Qashar.
Puja Mandala ini memberi gambaran kepada para siswa tentang kerukunan dan toleransi antar umat beragama. Ada lima tempat ibadah yang berdampingan, yakni Masjid Agung Ibnu Batutah, Gereja Katholik Paroki Maria Bunda Segala Bangsa, Gereja Protestan GKPB Jemaat Bukit Doa, Pura Jagatnatha, dan Wihara Buddha Guna.
Seperti dilansir Antara, Puja Mandala adalah sebuah pusat peribadatan dengan lima rumah ibadah berbeda yang berada di dalam satu area kompleks. Tempat ini berlokasi di Nusa Dua, Bali. Dengan jarak sekitar 23 km dari pusat Kota Denpasar, atau sekitar 12 km dari Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Dari aspek Bahasa, Puja Mandala berasal dari kata “Puja” yang berarti Pemujaan dan “Mandala” adalah areal. Sehingga Puja Mandala dapat diartikan sebagai areal pemujaan.
Puja Mandala mulai dibangun 1994 dan diresmikan pada 22 Desember 1997, saat itu dihadiri oleh Menteri Agama Tarmizi Thaher, Gubernur Bali Ida Bagus Oka serta kalangan tokoh masyarakat dan para pemuka agama di Bali. “Melalui kunjungan ke Puja Mandala ini diharapkan bisa memberi gambaran pentingnya menjaga kerukunan umat beragama,” papar Dzulhaq Nurhadi,M.Pd.I pendamping yang juga guru MAN 4 Sleman. Ini juga menjadi gambaran pentingnya pemahaman dan aplikasi dari materi moderasi beragama, tegasnya. (dzl/eds)