Sleman (MAN 4 Sleman) – Salah satu implementasi penumbuhan budi pekerti sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 adalah Gerakan Literasi Sekolah (GLS). GLS merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik (Kemendikbud, 2016).
Literasi sebagai landasan belajar sepanjang hayat, dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca siswa demi meningkatkan kemampuan agar dapat merubah hidup ke arah yang lebih baik. “Ada tiga (3) kemampuan penting yang harus dimiliki untuk mencapai masa depan, yakni kemamuan literasi, bahasa dan numerik,” ungkap Asri Widyawati, S.Pd., M.Si., ketua Tim Literasi MAN 4 Sleman. Dengan demikian, membangun budaya literasi perlu dilakukan. Untuk mewujudkan hal tersebut, MAN 4 Sleman terapkan GLS terjadwal.
GLS terjadwal MAN 4 Sleman mulai diaktifkan Senin (9/01/2023) pada kelas X dan XI. “Kelas XII fokus pada bimbingan studi lanjut dan karier, sehingga tidak dilibatkan dalam Gerakan Literasi Sekolah/Madrasah terjadwal ini,” ucap Triyono,S.Pd, waka urusan akademik. Triyono menjadwalkan kegiatan GLS terjadwal 2 kali dalam sebulan. Dilaksanakan pada hari senin, selang seling dengan kegiatan apel dengan durasi waktu 55 menit.
Sementara itu, teknis pelaksanaan disampaikan oleh Asri. Dalam GLS terjadwal ini, siswa membaca non pelajaran dengan beragam tema. Tiap kelas didampingi oleh dua (2) guru. Output kegiatan dapat berupa tulisan atau rekaman yang dikirim melalui google form yang telah disediakan. Disediakan pula panduan literasi bagi siswa dan guru pendamping. Tema Literasi dibagikan melalui whatsapp group dan google site beberapa hari sebelum pelaksanaan. Untuk kegiatan GLS terjadwal perdana kali ini, siswa diberi tema bebas. Siswa diminta membaca senyap buku fiksi yang mereka sukai, yang telah dipersiapkan dari rumah. Sebagai output kegiatan, siswa menuliskan synopsis atau komentar atau review dari bahan bacaan tersebut. (Tutut)
